Langsung ke konten utama

Ambis


salah gasih kalau bukan jadi anak ambis?

beberapa orang mungkin terlahir dengan sikap ambis yang terkadang menyebalkan, tapi banyak juga kok yang ambis tapi tetap normal-normal. biasanya aku menghindari orang-orang dengan sifat mengebu-ngebu, suka berteriak-teriak dan selalu memikirkan dirinya sendiri.

pikiranku ga mudah buat ngejudge orang seenak emosiku karena menurutku kita gatau masa lalu mereka ataupun apa yang membuat mereka jadi bersikap seperti itu. entah sikap ambis, sikap dingin sikap acuh pokoknya sikap-sikap menyebalkan. aku cenderung diam sambil memikirkan hal lain jadi ga langsung kebawa emosi

beberapa temanku termasuk tipe-tipe orang ambis. terkadang mereka menyebalkan tapi terkadang juga menyenangkan. selalu ada sisi positif negatif dari setiap manusia kan? posisi saat keadaan temen-temen aku ambis biasanya aku ikut termotifasi dan ikut ketarik cara berjalannya mereka yang ngebut-ngebut gitu. kadang cukup menyenangkan, tapi aku mudah lelah.

bukan masuk ke prinsipku untuk ambis, tapi aku menghargai orang-orang yang berprinsip ambis. sering juga hal-hal seperti ini bertengkar dalam pemikiran, terus waktu akhirnya kuputuskan beberapa kali untuk berprinsip ambis, hasilnya? aku kelelahan, bukan cuman jiwa tapi juga fisik.

manusia punya potensi berbeda-beda kan? jadi ga perlu salah-salahan atas prinsip temen-temen kita yang berbeda, dan juga ga perlu nge judge prinsip temen kita yang dianggap slow atau tenang

karena kamu tidak tahu keseluruhan cerita masa lalunya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana kalau kita mulai kembali?

bagaimana kalau kita mulai kembali? Tidak harus dari awal, hanya lakukan saja mulai dari langkah saat ini. Tidak harus perfeksionis, lakukan saja mengalir tapi terus menerus. susah juga ya menulis? dulu tidak secanggung ini untuk bisa menjadikan pikiran yang berputar-putar di kepala untuk menjadikannyanya beberapa bait tulisan, tapi sekarang tiba-tiba semuanya menjadi sulit. kemampuan menulisku yang berkurang atau kemampuan introvertku yang bertambah baik? tidak harus sempurna, baiklah. saya sudahi. semoga bisa membaik di tulisan-tulisan selanjutnya.

Potongan Renungan (1)

"Ada beberapa orang yang tidak pernah berbagi kekhawatiran mereka seumur hidup" "Bahkan dengan keluarga mereka?" "mm" "Seolah-olah mengatakan itu terlalu sulit atau terlalu menyakitkan, mereka tidak pernah mengatakan itu dan memendam semuanya, mungkin sampai mereka mati. Mereka membuat pondok sendiri didalam hati mereka dan tidak pernah meninggalkan pondok itu seumur hidup mereka. Bahkan saat kesepian mereka tidak pernah mengakuinya, sebenarnya mereka lebih senang merenungkan kesepian mereka, mereka lebih menyukainya daripada keluarga mereka sendiri" When The Weather is Fine, Episode 3.

Simpel aja

hal hal yang baik gabisa diusahakan dengan hal hal yang buruk. hasilnya bukan kebaikan, hanya kepuasan. kalau urusan sindir menyindir antar sebaya, angkat tangan melangkah jalan lain. karena tujuanmu jelas menyakiti hati, sedangkan tujuanku melegakan hati. tulisanku muncul karena beberapa frekuensi jiwa. maklum, anak muda labil. tapi kamu tidak tahu apa-apa tentangku dan masa laluku terlebih apa yang orang-orang itu lakukan pada keluargaku. lagipula tidak ada yang spesial dari aku, kalau kau membenciku kau tidak kehilangan apapun. tapi aku kehilangan dosaku karena berguguran dari hasutanmu pada teman-temanmu. kehilangan yang menyenangkan. dan kamu tau apa kabar terbaiknya? sepertinya sekarang aku mulai tahu, manusia tulus dan munafik itu benar benar berbeda kusudahi, sebelum kata anjing bangsat dan jancuk keluar, sekian.